Karenadasar utama dari agama ini adalah penyerahan secara total untuk Tuhan semesta alam. Kami katakan kepada anda: secara dzahir, bahwa pada saat itu belum ada waktu yang panjang antara pnciptaan Adam dan Hawa sebagaimana yang anda tuduhkan. Dan Allah telah menciptakan Hawa untuk Adam, sebelum Adam tinggal di surga.
Agama adalah suatu keyakinan atau kepercayaan dalam sebuah Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi. Di seluruh dunia, ada berbagai agama yang diikuti oleh masyarakat. Namun, di tengah keberagaman ini, ada seringkali pertanyaan mengapa Allah menciptakan banyak agama?Islam, sebagai agama utama dunia, memiliki pandangan yang kuat tentang topik ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa Allah menciptakan banyak agama dan bagaimana pandangan Islam tentang hal itu Agama?Source adalah suatu keyakinan atau kepercayaan dalam sebuah Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi. Ada berbagai agama yang diikuti oleh masyarakat, seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan banyak lagi. Setiap agama memiliki ajaran, praktik, dan ritual yang Allah menciptakan banyak agama? Pertanyaan ini seringkali muncul ketika kita melihat keberagaman agama di dunia. Namun, menurut pandangan Islam, Allah menciptakan banyak agama karena Dia memberikan kebebasan berpikir dan kehendak bebas kepada memberikan kebebasan berpikir dan kehendak bebas kepada manusia agar manusia dapat memilih jalan hidup mereka sendiri. Allah menciptakan manusia dengan potensi untuk melakukan kebaikan dan keburukan. Dalam Al-Quran, Allah berfirman“Dan Demi jiwa dan yang membentuknya, dan menyempurnakannya dengan menanamkan kepadanya kesadaran atas apa yang baik dan apa yang buruk, maka Kami benar-benar telah memberikan kepadanya kecenderungan kepada kedua keadaan itu. Maka bertakwalah akan Tuhan yang telah menciptakan jiwa itu.” QS. Asy-Syams 7-10Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa Dia memberikan kepadamu pilihan antara kebaikan dan keburukan, dan memberikan kemampuan pada dirimu untuk memilih jalan yang menurutmu Pandangan Islam tentang Berbagai Agama?Source ada banyak agama yang berbeda, pandangan Islam tentang agama adalah bahwa semua agama mempunyai akar yang sama. Islam mengakui bahwa agama-agama lain yang benar-benar diikuti oleh orang-orang yang mengamalkannya dengan benar, berasal dari Allah dan merupakan jalan Al-Quran, Allah berfirman“Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Sabiin; siapa saja di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” QS. Al-Baqarah 62Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa semua agama yang mengajarkan kebenaran dan kebaikan akan diterima di sisi-Nya. Sebagai umat Islam, kita harus menghormati agama lain dan berusaha untuk hidup berdampingan dengan Penting untuk Memilih Agama yang Benar?Source memilih agama yang benar? Menurut Islam, memilih agama yang benar sangat penting karena agama adalah jalan hidup yang menentukan arah kehidupan kita dan akhirat kita. Dalam Al-Quran, Allah berfirman“Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.” QS. Ali Imran 19Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa agama yang diridhoi di sisi-Nya hanyalah Islam. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap manusia untuk memilih agama yang benar dan mengamalkannya dengan agama yang benar juga bisa membawa kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup kita. Islam mengajarkan bahwa dengan mengikuti ajaran yang benar, kita akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup kita di dunia dan Mengetahui Agama yang Benar?Source kita bisa mengetahui agama yang benar? Menurut Islam, agama yang benar adalah agama yang diajarkan oleh Allah melalui para nabi dan rasul-Nya. Agama yang benar juga harus sesuai dengan akal sehat dan Al-Quran, Allah berfirman“Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul pun sebelum engkau Muhammad melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku.” QS. Anbiya 25Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa setiap nabi dan rasul yang diutus-Nya, termasuk Nabi Muhammad, diajarkan untuk menyembah hanya Allah, dan hanya Allah-lah yang mempunyai hak untuk yang benar juga harus sesuai dengan akal sehat dan logika. Allah memberikan akal sehat kepada manusia untuk dapat membedakan kebenaran dan kebatilan. Dalam Al-Quran, Allah berfirman“Dan Kami telah memberikan kepadamu manusia pendengaran, penglihatan, dan hati, tetapi jarang sekali kamu bersyukur.” QS. Al-Isra 36Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa ia telah memberikan akal sehat, kemampuan melihat, mendengar, dan merasakan kepada manusia. Oleh karena itu, agama yang benar harus sesuai dengan akal sehat dan jika Seseorang Tidak Mengenal Agama?Source jika seseorang tidak mengenal agama? Menurut Islam, setiap orang yang belum mengenal agama akan diuji oleh Allah. Dalam Al-Quran, Allah berfirman“Dan Kami tidak membiarkan seseorang berada dalam kesesatan, setelah mereka diberi petunjuk, kecuali Kami membericoba mereka selain kebenaran dan kebaikan. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahateliti terhadap hamba-hamba-Nya.” QS. At-Taubah 115Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa setiap orang yang belum mengenal agama akan diuji oleh Allah dan diberikan kesempatan untuk memilih jalan hidup yang benar. Allah juga akan memberikan petunjuk dan bimbingan kepada orang-orang yang mencari kebenaran dan adalah suatu keyakinan atau kepercayaan dalam sebuah Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi. Ada berbagai agama yang diikuti oleh masyarakat di seluruh dunia. Mengapa Allah menciptakan banyak agama? Menurut Islam, Allah memberikan kebebasan berpikir dan kehendak bebas kepada manusia agar manusia dapat memilih jalan hidup mereka ada banyak agama yang berbeda, pandangan Islam tentang agama adalah bahwa semua agama mempunyai akar yang sama. Islam mengajarkan bahwa agama yang benar adalah agama yang diajarkan oleh Allah melalui para nabi dan rasul-Nya. Agama yang benar juga harus sesuai dengan akal sehat dan agama yang benar sangat penting karena agama adalah jalan hidup yang menentukan arah kehidupan kita dan akhirat kita. Namun, Allah memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk memilih jalan hidup yang benar. Kita harus memperjuangkan kebenaran dan kebaikan dalam hidup kita, dan menghormati agama dan keyakinan orang lain.“Dan Demi jiwa dan yang membentuknya, dan menyempurnakannya dengan menanamkan kepadanya kesadaran atas apa yang baik dan apa yang buruk, maka Kami benar-benar telah memberikan kepadanya kecenderungan kepada kedua keadaan itu. Maka bertakwalah akan Tuhan yang telah menciptakan jiwa itu.” QS. Asy-Syams 7-10Related video of Kenapa Allah Menciptakan Banyak Agama Pandangan Islam
Allahpunya namanya kehendak, yang mana hanya DIA yang tau. Si pencipta pisau dan pencipta motor memang tidak tahu, apa yang dia ciptakan apakah akan mencelakai atau tidak, itu namanya keterbatasan ilmu manusia. Saya cuma kembali pada judul threads ini aja, kenapa Allah SWT menciptakan kafir, supaya manusia itu tahu, sifat2 dari seorang kafir
Pertanyaan JawabanJawaban singkat untuk pertanyaan “mengapa Allah menciptakan kita?” adalah karena kehendakNya. Wahyu 411 mengatakan “sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan." Kolose 411 mengulangi poin itu, “segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia” Kolose 116. Diciptakan sesuai dengan kehendak Allah bukan berarti umat manusia diciptakan untuk menghibur Allah. Allah itu Pribadi pencipta dan suka mencipta. Allah itu Pribadi, dan Dia suka kalau ada ciptaan lain yang dapat menjalin hubungan yang sejati denganNya. Diciptakan dalam gambar dan rupa Allah Kejadian 127 berarti manusia memiliki kemampuan untuk mengenal Allah – dan karena itu bisa mengasihi Dia, menyembah Dia, melayani Dia, dan bersekutu denganNya. Allah tidak menciptakan manusia karena Dia membutuhkan mereka. Sebagai Allah, Dia tidak membutuhkan apa-apa. Dalam kekekalan, Dia tidak kesepian, sehingga Dia tidak membutuhkan “teman.” Dia mengasihi kita, namun ini tidak sama dengan membutuhkan kita. Kalau kita tidak pernah ada, Allah tetap Allah – Dia yang tidak berubah Maleakhi 36. AKU adalah AKU Keluaran 314 yang tidak pernah tidak puas dengan keberadaanNya yang kekal. Ketika Dia menciptakan alam semesta, Dia melakukan apa yang menyenangkanNya. Karena Allah itu sempurna, tindakanNya pun sempurna. “Sangat baik” Kejadian 131. Demikian pula, Allah tidak menciptakan makhluk yang “setara” atau yang sama dengan diriNya. Secara logis, Dia tidak dapat melakukan hal tersebut. Kalau Allah menciptakan makhluk lain yang sama kuasanya, sama pintarnya, dan sama sempurnanya, maka Allah tidak lagi merupakan Allah yang Esa dan Sejati karena berarti ada dua allah – dan ini sesuatu yang tidak mungkin. “bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia” Ulangan 435. Segala sesuatu yang Allah ciptakan haruslah lebih rendah dari diriNya. Apa yang diciptakannya tidak pernah bisa lebih besar dari Dia yang menciptakan. Mengakui kedaulatan dan kesucian Allah secara sempurna, kita menjadi kagum bahwa Allah mengambil manusia dan “memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat” Mazmur 85. Dia bahkan bersedia merendahkan diri dan menyebut kita “sahabat-sahabat” Yohanes 1514-15. Mengapa Allah menciptakan kita? Allah mencipta kita sesuai dengan kehendakNya, sehingga kita, sebagai ciptaanNya, dapat mengenal Dia. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Mengapa Allah menciptakan kita?
Tetapikebanyakan mereka tidak mengetahui." (Qs. Ad-Dukhan [44]: 38-39) Allah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya termasuk manusia untuk menegakkan keadilan dan untuk menegakkan kebenaran. Allah tidak menciptkan langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya untuk dijadikan sebagai bahan permainan
LAHIR 1987 NEGERI ASAL AZERBAIJAN RIWAYAT AYAHNYA MUSLIM DAN IBUNYA YAHUDI MASA LALU SAYA Saya lahir di Baku, Azerbaijan, bungsu dari dua bersaudara. Ayah saya beragama Islam, dan ibu saya Yahudi. Orang tua saya saling menyayangi dan menghormati kepercayaan satu sama lain. Ibu mendukung waktu Ayah puasa pada bulan Ramadhan, dan Ayah mendukung waktu Ibu merayakan Paskah. Di rumah kami ada Quran, Taurat, dan Alkitab. Saya sendiri dulunya Muslim. Walaupun saya yakin Allah itu ada, saya punya banyak pertanyaan. Misalnya, ’Kenapa Allah menciptakan manusia, dan apa tujuannya seseorang menderita seumur hidup dan akhirnya disiksa selamanya di neraka?’ Orang bilang segala sesuatu terjadi karena kehendak Allah. Saya jadi berpikir, ’Apakah Allah membuat manusia dapat masalah dan senang melihat mereka menderita?’ Umur 12 tahun, saya mulai salat lima waktu. Ayah mengirim saya dan kakak perempuan saya ke sekolah Yahudi. Di sana ada pelajaran tentang tradisi-tradisi Taurat dan bahasa Ibrani. Setiap hari sebelum kelas dimulai, kami harus berdoa sesuai tradisi Yahudi. Jadi, pagi-pagi saya salat, tapi di sekolah saya berdoa dengan cara Yahudi. Saya penasaran sekali dan mencari jawaban yang masuk akal untuk pertanyaan-pertanyaan saya. Saya berkali-kali bertanya kepada para rabi di sekolah, ”Kenapa Allah menciptakan manusia? Bagaimana Allah memandang ayah saya yang Muslim? Dia orang baik, jadi kenapa dianggap tidak layak beribadat kepada Allah? Kenapa Allah menciptakan dia?” Saya cuma dapat sedikit jawaban, dan itu pun tidak masuk akal dan tidak meyakinkan. BAGAIMANA ALKITAB MENGUBAH KEHIDUPAN SAYA Iman saya kepada Allah kandas pada 2002. Kami baru saja pindah ke Jerman, dan seminggu kemudian ayah saya kena stroke, lalu koma. Sudah bertahun-tahun saya berdoa supaya keluarga kami sehat dan sejahtera. Karena yakin hanya Yang Mahakuasa yang berkuasa atas kehidupan dan kematian, saya berdoa tiap hari agar ayah saya sembuh. Saya pikir, ’Pasti gampang buat Allah untuk mengabulkan permintaan tulus seorang gadis kecil.’ Saya yakin sekali Allah akan mengabulkannya. Tapi ayah saya meninggal juga. Karena mengira Allah tidak peduli sama sekali, saya kecewa berat. Saya pikir, ’Kemungkinannya cuma dua cara saya berdoa yang salah, atau Allah sebenarnya tidak ada.’ Saya terpukul dan tidak mau salat lagi. Agama-agama lain juga tidak masuk akal bagi saya, jadi saya menyimpulkan Allah tidak ada. Enam bulan setelah itu, Saksi-Saksi Yehuwa datang ke rumah kami. Karena kami menganggap agama Kristen salah, Kakak dan saya mau menunjukkan dengan sopan kalau mereka keliru. Kami tanya mereka, ”Kenapa orang Kristen menyembah Yesus, salib, Maria, dan berhala-berhala lain, padahal itu dilarang Sepuluh Perintah Allah?” Saksi-Saksi Yehuwa memperlihatkan bukti-bukti dari Alkitab bahwa orang Kristen sejati dilarang menyembah berhala dan hanya boleh berdoa kepada Allah. Saya pun terkejut. Lalu kami bertanya, ”Bagaimana dengan Tritunggal? Kalau Yesus itu Allah, bagaimana mungkin dia hidup di bumi dan dibunuh manusia?” Mereka lagi-lagi menjawab dari Alkitab dan menjelaskan bahwa Yesus bukan Allah dan tidak setara dengan Allah. Para Saksi menjelaskan bahwa itulah alasannya mereka tidak percaya Tritunggal. Saya heran dan berpikir, ’Kristen mereka ini aneh sekali.’ Saya masih penasaran kenapa manusia mati dan kenapa Allah membiarkan kita menderita. Para Saksi menunjukkan buku Pengetahuan yang Membimbing kepada Kehidupan Abadi, * yang berisi pasal-pasal yang menjawab berbagai pertanyaan saya. Mereka langsung memulai pelajaran Alkitab bersama saya. Tiap kali belajar, saya menemukan jawaban-jawaban Alkitab yang masuk akal. Saya jadi tahu nama Allah adalah Yehuwa. Mazmur 8318 Sifat utama Allah adalah kasih, jadi Ia tidak mementingkan diri. 1 Yohanes 48 Allah menciptakan manusia karena Ia ingin memberikan karunia kehidupan. Saya jadi mengerti bahwa meskipun Allah mengizinkan sesuatu yang buruk terjadi, Allah membenci hal itu dan akan segera menghapusnya untuk selamanya. Saya belajar bahwa pemberontakan Adam dan Hawa berdampak buruk pada umat manusia. Roma 512 Salah satu dampaknya yang menyedihkan adalah kematian orang yang kita sayangi, seperti ayah saya. Tapi, Allah akan mengubah keadaan ini kelak di dunia baru, ketika orang mati dihidupkan lagi.—Kisah 2415. Alkitab memberi saya jawaban-jawaban yang memuaskan. Saya beriman lagi kepada Allah. Saya mulai tahu banyak tentang Saksi-Saksi Yehuwa. Mereka ternyata seperti keluarga sedunia. Persatuan dan kasih di antara mereka membuat saya terkesan. Yohanes 1334, 35 Hal-hal yang saya pelajari tentang Yehuwa menggerakkan saya untuk melayani-Nya, sehingga saya memutuskan untuk menjadi Saksi Yehuwa. Saya dibaptis pada 8 Januari 2005. MANFAAT YANG SAYA PEROLEH Jawaban-jawaban yang masuk akal dan meyakinkan di Alkitab mengubah cara pandang saya terhadap kehidupan. Penjelasan luar biasa yang saya temukan dalam Firman Allah memberikan kedamaian batin. Saya sangat bahagia dan terhibur karena punya harapan bertemu ayah saya lagi, sewaktu kebangkitan yang dijanjikan Alkitab menjadi kenyataan.—Yohanes 528, 29. Saya sudah enam tahun menikmati perkawinan yang bahagia bersama suami saya yang seiman, Jonathan. Kami berdua setuju bahwa kebenaran tentang Allah sangatlah masuk akal dan sederhana, benar-benar harta yang berharga. Karena itulah kami senang menceritakan kepercayaan dan harapan kami kepada orang lain. Saya sekarang tahu bahwa Saksi-Saksi Yehuwa bukan orang ”aneh”, tapi orang Kristen sejati. Jawabannya kalau Tuhan itu diciptakan maka dia tidak disebut Tuhan, tapi makhluk. Tuhan itu ya yang Maha Pencipta dan tidak diciptakan, abadi, dan Maha Segalanya. Itulah konsep Tuhan. Jika seseorang berpikir siapakah yang menciptakan Tuhan Yang Maha Pencipta, maka logika berpikirnya yang keliru, karena ini menyamakan Tuhan dengan bukan-Tuhan Mengapa Allah menciptakan manusia padahal manusia tidak pernah meminta untuk diciptakan? Mengapa manusia harus tercipta sehingga menanggung berbagai penderitaan dalam hidup? Bukankah lebih baik manusia tak tercipta sehingga tak harus merasakan kesengsaraan? Pertanyaan semacam ini kerap muncul di benak sebagian orang yang mengalami berbagai kesulitan dalam hidup. Meskipun pertanyaan ini sederhana tapi akan memerlukan jawaban yang agak panjang. Kali ini kita akan membahas pertanyaan semacam ini secara agak detail dengan berpedoman pada firman Allah sendiri dan sabda Rasulullah Muhammad ﷺ. Sebagai pendahuluan, harus diketahui bahwa sebenarnya dalam Al-Qur’an kita diajari untuk tidak menanyakan tentang perbuatan Allah kenapa begini dan kenapa begitu, tetapi harusnya kita sibuk mempertanyakan tindakan kita sendiri, apakah sudah tepat atau belum. Allah berfirman لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ “Allah tak bisa ditanya tentang apa yang diperbuatnya, merekalah yang dimintai pertanggungjawaban.” QS. Al-Anbiya’ 23 Tindakan Allah sebagai Tuhan yang memiliki semesta alam adalah mutlak dan tak perlu persetujuan siapa pun. Bila mau dibuat perbandingan, kita sebagai manusia terbiasa memelihara hewan ternak, mengembangbiakkannya lalu menyembelihnya sebagai makanan tanpa merasa bersalah sedikit pun sebab merasa berhak melakukannya. Padahal, kuasa kita pada hewan ternak itu amatlah sedikit sebab bukan kita yang memberi dan menjamin kehidupan hewan itu tetapi semuanya dilakukan hanya oleh Allah. Namun anehnya manusia kerap kali merasa begitu spesial sehingga seolah Tuhan sekalipun harus meminta persetujuannya padahal dirinya sendiri adalah seutuhnya mutlak milik Tuhan sehingga Tuhan berhak melakukan apa pun terhadap dirinya. Kekuasaan mutlak Allah untuk melakukan apa pun sesuai kehendak-Nya disebutkan dalam Al-Qur’an berkali-kali dengan berbagai redaksi. Salah satunya adalah sebagai berikut إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ “Sesungguhnya Tuhanmu Maha-Melakukan apa yang Ia kehendaki.” QS Hud 107 Kekuasaan Allah untuk melakukan apa pun tanpa meminta persetujuan siapa pun dan tak bisa ditentang siapa pun adalah bukti kesempurnaan-Nya. Bila Allah masih bisa dimintai pertanggung-jawaban, masih bisa ditanya kenapa dan mengapa, masih butuh persetujuan pihak lain atau perlu bermusyawarah tentang apa yang perlu dilakukan dan apa yang tidak, maka itu berarti Allah tak sempurna dan karena itu bukan Tuhan. Ketuhanan Allah yang tak diragukan lagi dan Kemahasempurnaan yang dimiliki-Nya menjamin Allah bebas dari semua itu dan bebas melakukan apa pun. Karena itulah, ayat-ayat yang berbicara mengenai penciptaan hampir selalu diikuti dengan pernyataan “apa yang dikehendaki Allah” sebagai isyarat kebebasan kehendak Allah. Perhatikan ayat-ayat berikut وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ "Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha-Suci Allah dan Maha-Tinggi dari apa yang mereka persekutukan dengan Dia." QS. Al-Qashash 68 اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha-Mengetahui lagi Maha-Kuasa.” QS. Ar-Rum 54. Penjelasan tentang kebebasan Tuhan untuk melakukan apa pun yang Ia kehendaki di atas adalah kaidah pokok dalam pembahasan perbuatan Allah. Kebebasan mutlak ini dikenal sebagai sifat irâdah yang merupakan salah satu dari sekian banyak sifat yang pasti dimiliki oleh sosok Tuhan yang benar. Keberadaan sifat irâdah ini berkonsekuensi pada peniadaan adanya keharusan, larangan, dan intervensi apa pun terhadap tindakan Tuhan sehingga tindakan-Nya tak bisa ditanya mengapa? Namun demikian, kita beruntung sebab ternyata Allah mau memberikan informasi tentang tujuan penciptaan manusia agar pertanyaan di benak kita hilang. Tujuan tersebut adalah 1. Sebagai pengurus khalifah bagi planet bumi, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌۭ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةًۭ "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". QS. Al-Baqarah 30 2. Untuk menyembah Allah sebagaimana dalam firman Allah وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” QS. Al-Dzariyat 56 Mengomentari ayat tersebut, Imam Ibnu Katsir menjelaskan tafsir ayat itu adalah إِنَّمَا خَلَقْتُهُمْ لِآمُرَهُمْ بِعِبَادَتِي، لَا لِاحْتِيَاجِي إِلَيْهِمْ ... وَمَعْنَى الْآيَةِ أَنَّهُ تَعَالَى خَلَقَ الْعِبَادَ لِيَعْبُدُوهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، فَمَنْ أَطَاعَهُ جَازَاهُ أَتَمَّ الْجَزَاءِ، وَمِنْ عَصَاهُ عَذَّبَهُ أَشَدَّ الْعَذَابِ “Sesungguhnya Aku menciptakan mereka hanyalah supaya Aku memerintah mereka menyembahku, bukan karena Aku butuh terhadap mereka. ... Makna ayat itu adalah bahwa Allah menciptakan manusia supaya menyembah Dia saja, tak menyekutukan dengan yang lain. Siapa yang taat pada Allah, maka Allah akan membalasnya dengan balasan yang sempurna. Siapa yang bermaksiat pada-Nya, Allah akan menyiksanya dengan parah.” Ibnu Katsir, Tafsîr Ibnu Katsîr, VII, 425 3. Supaya manusia tahu kemahakuasaan Allah, sebagaimana firman Allah اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha-Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. QS at-Thalaq 12 4. Sebagai bukti kelayakan untuk ditempatkan di tempat mana di akhirat. Akhirat mempunyai dua tempat yang bertolak belakang, yakni surga dan neraka. Allah bisa saja langsung menciptakan manusia untuk seketika ditempatkan di keduanya tanpa alasan apa pun, tetapi Allah tak melakukannya. Allah memilih membuat manusia hidup di dunia terlebih dahulu untuk melihat sendiri amal perbuatannya sehingga layak di tempat mana. Allah berfirman وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى “Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan bumi, agar Ia membalas orang-orang yang berbuat buruk sebab apa yang mereka kerjakan dan membalas orang-orang yang berbuat baik dengan kebaikan.” QS. An-Najm 31 Dari kemenangan dan kesabaran menghadapi berbagai kesusahan itulah kita dapat membuktikan “kelayakan” kita untuk menjadi penghuni surga. Meskipun sebenarnya amal perbuatan manusia tak cukup untuk menebus surga yang begitu sempurna, namun kemurahan Allah membuat kita tahu bahwa melakukan amal kebaikan, bersyukur terhadap nikmat dan bersabar terhadap musibah adalah hal yang dapat membuat kita mendapat balasan surga. Itulah di antara alasan yang dinyatakan secara eksplisit dari Al-Qur’an tentang kenapa Allah menciptakan manusia. Dari informasi itu, kita jadi tahu tujuan hidup di dunia ini untuk apa dan seharusnya kita fokus untuk memenuhinya dan tak ada opsi lain bagi manusia. Adapun segala kesusahan dan kesulitan yang menimpa manusia sebagai konsekuensi dari hidup, itu tak lepas dari hikmah yang besar. Setiap sakit, bahkan sekecil apa pun, akan diganti dengan pengampunan dosa dan pahala. Rasulullah bersabda مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ، مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya." HR. Bukhari مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ، فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ، كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا “Tak seorang pun muslim yang tertimpa kesusahan berupa sakit atau lainnya, kecuali Allah menggugurkan kesalahannya sebab hal itu seperti halnya pohon yang menggugurkan daunnya.” HR Muslim Dengan demikian kita tahu bahwa segala yang terjadi pada diri seorang muslim itu sejatinya adalah jalan baginya menuju surga. Susah dan bahagia seluruhnya dapat menjadi sebab mendapat surga bila ia tahu caranya. Rasulullah bersabda عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ “Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin bahwa segala situasinya adalah kebaikan baginya. Itu tak terjadi kecuali bagi seorang mukmin. Bila ia mendapat kebahagiaan, ia bersyukur sehingga menjadi kebaikan baginya. Bila ia mendapat kesusahan, ia bersabar sehingga menjadi kebaikan baginya.” HR. Muslim Dengan menyadari kenyataan ini, maka bersyukurlah kita sudah tercipta di dunia. Bila kita tak tercipta, maka tak mungkin kita mendapat potensi untuk kekal di surga. Bertahun-tahun kesengsaraan di dunia tak ada apa-apanya bila itu diganjar dengan sebuah kebahagiaan yang abadi. Semoga ulasan ini bermanfaat. Ustadz Abdul Wahab Ahmad, Wakil Katib PCNU Jember dan Peneliti Bidang Aqidah di Aswaja NU Center Jawa Timur
Menurutdia, sebab para pemimpin yang berilmu tapi korupsi adalah sebagai berikut. Belum di tolong Allah dan belum mendapatkan Hidayah Allah SubhanaWaTa'alla. Tersesat karena perbuatan nya yg melanggar aturan2 Allah dan Rasulullah SAW. Tidak paham dengan agama Islam dan Rabb nya juga ajaran2 perintah dan larangannya.

Pertanyaan JawabanKeberadaan begitu banyak agama di dunia ini dan klaim bahwa semua agama menuntun kepada Allah jelas-jelas membingungkan banyak orang, yang dengan sungguh-sungguh mencari kebenaran tentang Allah. Biasanya mereka merasa putus asa terhadap kemungkinan apakah mereka dapat mendapatkan kebenaran yang mutlak mengenai topik itu. Akhirnya, mereka memeluk klaim universalis bahwa semua agama menuntun kepada Allah. Apalagi, kaum skeptik juga memakai fakta adanya begitu banyak agama sebagai bukti bahwa manusia tidak dapat mengenal Allah; atau Dia sama sekali tidak ada. Roma 119-21 mengandung penjelasan Alkitab mengenai mengapa ada begitu banyak agama. Kebenaran Allah dilihat dan dikenal oleh setiap manusia karena Allah membuatnya demikian. Bukannya menerima kebenaran mengenai Allah dan tunduk kepadanya, kebanyakan manusia menolaknya dan memakai cara sendiri untuk memahami Allah. Namun ini bukannya menuntun kepada pencerahan mengenai Allah, namun kepada kesia-siaan pikiran. Di sini kita mendapatkan dasar dari munculnya "banyak agama.” Banyak orang yang tidak mau percaya kepada Allah yang menuntut kebenaran dan moralitas, sehingga mereka menciptakan allah yang tidak menuntut hal-hal sedemikian. Banyak orang tidak percaya kepada Allah yang menyatakan mustahil bagi seseorang bisa masuk surga dengan caranya sendiri. Jadi, mereka menciptakan allah yang menerima orang masuk ke surga kalau orang itu sudah menyelesaikan langkah-langkah tertentu, mengikuti peraturan-peraturan tertentu, dan/atau menaati hukum-hukum tertentu. Banyak orang tidak menginginkan hubungan dengan Allah yang berdaulat dan Mahakuasa. Jadi, mereka membayangkan allah lebih sebagai kekuatan mistis dan bukannya penguasa yang memiliki kepribadian dan kedaulatan. Keberadaan begitu banyak agama bukanlah bantahan terhadap keberadaan Allah. Ataupun dijadikan dalih bahwa kebenaran mengenai Allah itu kurang jelas. Sebaliknya, adanya begitu banyak agama menjadi bukti pernyataan penolakan umat manusia terhadap Allah yang esa dan sejati. Umat manusia telah menggantikan Dia dengan allah-allah yang lebih sesuai dengan selera mereka. Ini adalah usaha yang berbahaya. Keinginan untuk menciptakan allah sesuai selera kita sendiri, yang bersumber dari natur dosa dalam diri kita – pada akhirnya hanya akan “menuai kebinasaan" Galatia 67-8. Apakah semua agama menuntun kepada Allah? Sebetulnya ya. Semuanya menuntun kepada penghakiman-Nya dengan satu kekecualian. Hanya satu – kekristenan – menuntun kepada pengampunan-Nya dan hidup kekal. Tanpa mempedulikan agama apa yang dianut oleh seseorang, setiap orang akan menghadap Allah setelah mati Ibrani 927. Semua agama memang menuntun kepada Allah, namun hanya satu agama yang akan menghasilkan pengampunan dari Allah, karena hanya melalui keselamatan melalui iman di dalam Yesus Kristus barulah seseorang dapat menghampiri Dia dengan penuh keyakinan. Keputusan untuk menerima kebenaran mengenai Allah itu penting karena satu alasan kekekalan itu akan lama sekali kalau sampai salah. Itu sebabnya, pemikiran yang benar mengenai Allah begitu penting. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Mengapa ada begitu banyak agama? Apakah semua agama menuntun kepada Allah?

Kedua hal-hal buruk yang kita lihat, sesungguhnya itu adalah objek sebuah takdir Allah Ta'ala, atau lebih jelasnya kita katakan: "Kita dapati di sebagian makhluk menghasilkan keburukan seperti ular, kalajengking, penyakit-penyakit menular, penyakit-penyakit mematikan, kemiskinan, kemarau, banjir dan masih banyak yang lain. Seluruhnya itu, jika dilihat untuk manusia maka ia adalah sebuah keburukan, karena hal-hal tersebut tidak cocok dan buruk untuk manusia, akan tetapi jika dilihat bahwa

Mengapa Ada Banyak Agama, Kenapa Tuhan Tidak Ciptakan Satu Agama Saja? Ini Penjelasan Prof. Quraish Shihab Perbedaan seringkali menimbulkan permasalahan. Perbedaan menjadi masalah bagi orang yang tidak siap menerima perbedaan. Padahal, perbedaan itu indah bila disikapi dengan bijaksana. Hidup menjadi beragam karena perbedaan. Bayangkan kalau semua manusia itu hanya laki-laki, tidak perempuan, ataupun sebaliknya. Pasti dunia monoton dan tidak seindah sekarang ini. Begitupun dengan perbedaan agama. Jangan jadikan perbedaan agama sebagai sumber permasalahan. Toh, kalau dipikir-pikir, yang membuat manusia itu berbeda-beda juga Allah Quraish Shihab mengatakan, kalau Tuhan menghendaki kita semua satu agama, Tuhan mampu melakukan itu. Tapi Tuhan tidak menghendaki kita semua memeluk agama yang sama, karena Dia ingin memberi manusia kebebasan memilih. Manusia diberi kemampuan untuk memilih sesuai dengan nurani dan pandangannya. Kalau Tuhan mau menjadikan semua manusia sama, tentu manusia dari awal tidak akan diberi kemampuan untuk memilih dan memilah sesuatu yang beragam.“Karena kita meyakini itu kehendak Tuhan, dan Tuhan enggan memaksa orang menganut agama tertentu, maka kita juga harus bersikap toleran kepada orang-orang itu, silahkan kamu menganut agamamu, aku menganut agamaku, mari kita hidup damai, bekerjasama dalam kebaikan” Jelas Prof. Quraish Shihab dalam program Hidup Bersama al-Qur’ tidak bisa dipaksakan. Al-Qur’an sendiri mengatakan tidak ada paksaan dalam beragama. Kita tidak boleh memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain. Kita pun juga tidak mau dipaksa orang lain untuk memeluk keyakinan mereka. Adanya perbedaan agama ini jangan diambil pusing. Dinikmati saja dengan sama-sama menghargai. Jangan saling curiga. Kita harus bekerjasama dalam banyak persoalan di dunia ini yang harus dibereskan. Masalah ini tidak hanya menjadi tanggung-jawab satu agama. Seluruh agama berkewajiban untuk menyelesaikan problem kemanusiaan. Karena masing-masing agama pasti mengajarkan kebaikan dan bagaimana menjalankan kehidupan di dunia ini dengan cara yang baik.*Selengkapnya tonton video berikut ini Kenapabanyak agama-agama di dunia padahal Tuhan hanya Satu? Orang-orang ateis meragukan keberadaan Tuhan karena menurut mereka seharusnya agama hanya ada satu sebagai bukti adanya Tuhan Yang Esa. Banyaknya agama dan segala perbedaannya dalam hal furu/cabang tidak dapat menjadi dalil bahwa Sosok yang menciptakan agama itu tidak ada. Agama dan hukumnya menjadi semacam 'resep' bagi manusia. Pertanyaan Saya pernah ditanya oleh seorang teman yang non muslim tentang bukti keberadaan Allah dan mengapa kita diciptakan serta hikmah di balik penciptaan ini. Jawaban yang saya berikan belum cukup meyakinkannya. Oleh karena itu saya mohon anda memberikan jawaban terhadap persoalan ini!. Teks Jawaban muslim, Sesungguhnya dakwah yang anda lakukan dan upaya anda untuk menjelaskan hakikat eksistensi Allah Ta'ala, merupakan perkara yang membahagiakan kami semua. Sesungguhnya mengenal Allah sangat erat hubungannya dengan fitrah insani yang suci dan selaras dengan akal yang lurus. Berapa banyak dari mereka yang non muslim, lalu mereka memeluk Islam setelah melihat hakikat ini. Sekiranya jika setiap orang dari kita melaksanakan kewajiban agamanya, tentu akan semakin banyak orang yang memeluk agama ini. Selamat kami ucapkan kepada anda yang telah mengambil andil dari peran para nabi dan rasul ini. Kabar gembira kami sampaikan kepada anda yang telah berdakwah di jalan-Nya. Bahwa bagi anda pahala yang agung, seperti yang disampaikan melalui lisan nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Di mana beliau pernah bersabda, "Satu orang mendapatkan hidayah Allah lantaran ajakanmu, maka hal itu lebih baik bagimu daripada unta merah." HR. Bukhari, 3/ 134 dan Muslim, 4/ 1872. Unta merah merupakan jenis unta yang paling baik. Kedua, Adapun bukti eksistensi Allah, sangat jelas dan terang bagi orang yang mempergunakan akalnya. Tidak membutuhkan penelitian panjang atau pertimbangan yang berlarut-larut. Bukti eksistensi Allah, dapat dibuktikan dengan tiga dalil dalil fitrah, indera dan syar'i. dan masing-masing bukti tersebut akan kami jelaskan berikutnya dengan izin Allah Ta'ala. Dalil fitrah Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, Dalil fitrah yang mendasari eksistensi Allah merupakan dalil terkuat dari dalil-dalil lainnya, sepanjang fitrah tersebut tidak diselewengkan oleh setan. Allah Ta'ala berfirman, فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ 30 "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." QS. Ar Rum 30. Fitrah insani yang lurus mengakui eksistensi Allah. Tiada yang menyimpang dari fitrah yang suci ini melainkan orang yang telah mengikuti bujuk rayu setan. Pengaruh setan menyebabkan seseorang terhalang untuk mengikuti fitrahnya yang suci." Syarh safariniyah. Setiap orang merasakan dalam fitrahnya, bahwa ia memiliki Tuhan pencipta dan ia merasa sangat memerlukan pertolongan-Nya dalam kondisi terjepit. Kedua tangan tertengadah, hati tertuju dan mata mendongak ke langit memohon bantuan dari-Nya. Dalil inderawi Berbagai peristiwa yang terjadi di alam semesta. Yakni alam di sekitar kita, bukanlah terjadi secara tiba-tiba. Pasti ia ada yang menciptakan. Demikian pula segala hal yang terdapat di atasnya. Semua pepohonan, bebatuan, manusia, bumi dan langit, lautan sungai dan lain-lain. Jika ada yang bertanya, "Siapakah yang menciptakan dan mengadakan alam semesta ini dan yang mengaturnya? Maka jawabannya adalah Ada kemungkinan ia ada begitu saja tanpa ada sebab. Pada saat itu tak seorang pun yang mengetahui kapan ia ada. Atau kemungkinan lain alam semesta ini mengadakan dirinya sendiri dan mengatur dirinya sendiri. Kemungkinan ketiga, bahwa alam semesta ada yang menciptakan dan mengadakannya. Dari ketiga kemungkinan ini, maka kita simpulkan bahwa pertama dan kedua adalah kemungkinan yang mustahil terjadi. Hanya kemungkinan ketiga yang benar dan shahih. Bahwa di sana ada yang mengadakan dan mencipta alam semesta, yaitu Allah Ta'ala, sebagaimana tersebut dalam al Qur'anul karim, أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ 35 أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بَلْ لَا يُوقِنُونَ 36 "Atau apakah mereka tercipta tanpa asal-usul? Ataukah mereka yang menciptakan diri mereka sendiri?. Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi?. Sebenarnya mereka tidak meyakini apa yang mereka katakan." Ath Thur 35-36. Kemudian muncul pertanyaan, sejak kapan alam semesta ini diciptakan? Dari kurun waktu yang lama ini, siapa yang mengatur apa saja yang tinggal di atas bumi dan sebab yang dapat membuatnya hidup lama di sana. Jawabnya, Dialah Allah yang telah memberikan semua hal apa yang bermanfaat baginya dan menjamin kelestarian hidup. Bukankah anda melihat tumbuh-tumbuhan yang hijau dan indah, jika Allah tahan air hujan membasahi bumi, maka apakah tumbuhan tersebut dapat bertahan hidup tanpa mengalami kepunahan?. Tentu ia akan kering dan punah. Maka jika kita perhatikan dengan teliti, kita temukan bahwa segala sesuatu terkait dengan Allah Ta'ala. Artinya tanpa kehendak Allah, maka tiada akan ada sesuatupun di permukaan bumi ini. Lalu Allah membaguskan ciptaan-Nya. Dan segala sesuatu sesuai dengan yang cocok untuknya. Unta misalnya, cocok untuk dikendarai. أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ 71 وَذَلَّلْنَاهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُونَ 72 "Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya? Dan Kami tundukan binatang-binatang itu untuk mereka, maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan." QS. Yasin; 71-72. Lihatlah bagaimana Allah menciptakan seekor unta sedemikian kuat dan serasi tubuhnya, agar siap dikendarai dan memikul beban yang berat dan sulit, yang tak mampu diusung oleh binatang ternak lainnya. Demikianlah jika anda memperhatikan dengan teliti, ada kesesuaian antara ciptaan-Nya dan peran yang akan dipikulnya. Subhanallah, Maha Suci Allah. Di antara sebagian dalil inderawi adalah Turunnya curahan hujan karena sebab do'a, merupakan bukti eksistensi sang Pencipta. Karena Dia mengabulkan permohonan. Syekh Ibnu Utsaimin berkata, "Setelah Nabi shallallahu alaihi wa sallam meminta hujan seraya berdo'a, "Ya Allah turunkan hujan kepada kami, ya Allah turunkan hujan kepada kami," lalu arakan awan muncul dan hujan pun turun dengan deras sebelum beliau turun dari mimbar. Ini menunjukan adanya Pencipta." Syarh safariniyah. Sedangkan dalil syar'i yang menunjukan eksistensi Pencipta menurut syekh Ibnu Utsaimin, bahwa seluruh aturan hidup yang Dia tetapkan menunjukan adanya Allah, dengan kesempurnaan ilmu, hikmah dan rahmat-Nya. Karena aturan hidup yang sangat teratur ini mengharuskan adanya Sang Pengatur, yakni Allah Ta'ala. Syarh safariniyah. Sedangkan pertanyaan anda, mengapa Allah menciptakan kita? Jawabnya, kita diciptakan untuk beribadah kepada-Nya, mensyukuri nikmat dan berzikir kepada-Nya. Juga untuk melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya. Dan anda tahu bahwa hamba-Nya ada yang kafir dan ada yang muslim. Dan Allah ingin menguji dan memberikan cobaan untuk hamba-Nya, apakah mereka beribadah kepada selain Allah seperti yang dilakukan oleh orang lain setelah Allah bentangkan jalan bagi setiap orang. Allah berfirman, "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." QS. Al Mulk 2. وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ 56 "Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku." QS. Adz-Dzariyat; 56. Kami memohon kepada Allah, agar Dia memberikan taufiq-Nya kepada kami dan anda semua untuk melakukan sesuatu amalan yang mendatangkan cinta dan ridha-Nya, semangat dalam mendakwahkan agama-Nya dan berkiprah untuk menyebarkan ajaran agama-Nya. Shalawat semoga tetap tercurah atas Nabi shallallahu alaihi wa sallam. KenapaAllah Menciptakan Kita? Jawaban : Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan kita agar beribadah kepada-Nya, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Adapun dalil tentang hal ini adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surat Adz-Dzariyaat ayat 56 : Menurut ajaran Islam, manusia pada mulanya berasal dari Adam dan Hawa. Manusia merupakan makhluk Allah Swt. yang diciptakan dengan sebaik-baiknya bentuk, dibekali dengan ilmu serta akal yang luas sehingga memiliki kapasitas untuk menjadi khalifah di muka bumi. Sebagian orang atau mungkin kita sendiri mungkin pernah bertanya-tanya, apakah sebenarnya tujuan Allah Swt. menciptakan manusia? Bukankah Allah Swt. sudah lebih dulu menciptakan makhluk yang sempurna dalam wujud malaikat? Mereka juga makhluk yang selalu patuh dan tidak pernah sekalipun menentang perintah Allah Swt. Meskipun begitu, penciptaan manusia ini tentunya memiliki tujuan yang penting, sehingga manusia dianggap sebagai makhluk yang lebih sempurna daripada malaikat. Tujuan penciptaan manusia bukan sebuah kesia-siaan, manusia tercipta dari proses yang sangat panjang, diawali dari saripati tanah yang berubah menjadi air mani tersimpan di dalam rahim. Air mani tersebut perlahan bertumbuh menjadi segumpal daging, kemudian tersusun atas tulang belulang, sampai akhirnya tumbuh menjadi manusia dalam bentuk yang utuh. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa tujuan penciptaan manusia yang perlu kamu ketahui. Tujuan Penciptaan Manusia ke Muka Bumi 1. Sebagai Pengurus Bumi atau Khalifah Tujuan penciptaan manusia yang pertama adalah sebagai pengurus bumi dan seisinya atau bisa juga disebut khalifah. Khalifah adalah hamba Allah Swt. yang ditugaskan untuk menjaga kemaslahatan dan kesejahteraan dunia. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 30 dijelaskan bahwa Allah Swt. menciptakan manusia untuk dijadikan sebagai khalifah, manusia juga diberikan derajat yang lebih tinggi agar bisa mengatur, mengelola, dan mengolah semua potensi yang ada di bumi. 2. Mengemban Amanah Tujuan penciptaan manusia yang selanjutnya adalah untuk mengemban amanah. Tujuan ini akan mendidik orang-orang beriman supaya selalu bisa memelihara amanah dan mematuhi perintah yang berikan Allah Swt. Amanah yang sudah ditetapkan oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya juga tidak boleh dikhianati, sehingga manusia selalu merasa punya tugas untuk menjaga amanah tersebut sampai akhir hayat. 3. Agar Manusia Mengetahui Kebesaran Allah Swt. Manusia diciptakan ke muka bumi juga bertujuan agar manusia senantiasa mengetahui masa besar dan maha kuasanya Allah Swt., yang meliputi seluruh alam semesta dan seisinya. Seperti yang sudah tertuang dalam Al-Qur’an Surat at-Thalaq ayat 12, dijelaskan bahwa Allah Swt. sesungguhnya menciptakan tujuh langit dan bumi karena Allah Swt. adalah maha kuasa atas segala sesuatu di alam semesta. 4. Beribadah Kepada Allah Swt Tujuan penciptaan manusia yang paling utama menurut Islam adalah untuk beribadah dan bertakwa kepada Allah Swt. Telah dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Adz Dzariyat ayat 56 bahwa Allah Swt. menciptakan manusia dan jin semata-mata agar mereka hanya beribadah kepada-Nya. Allah Swt menciptakan manusia bukan hanya sekadar untuk tidur, makan, minum, bekerja, dan beraktivitas lain, tapi juga untuk melengkapi bumi dan beribadah kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Qiyamah ayat 37-39, menegaskan bahwa Allah Swt. menciptakan manusia dari tanah dan air mani yang hina kemudian meniupkan roh ke dalam tubuh manusia, memberikan kemampuan pendengaran, penglihatan, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan makhluk lain, sudah semestinya manusia hidup dengan penuh rasa syukur dan tidak pernah lupa untuk selalu beribadah kepada Allah Swt. dalam kondisi apapun. Untuk semakin menebalkan keimanan dan rasa cinta pada Islam, kamu bisa membaca buku Secrets of Divine Love Sebuah Perjalanan Spiritual yang Mendalam tentang Islam karya A. Helwa. Ibarat sebuah perjalanan spiritual, buku ini akan mengubah hubungan kamu dengan Tuhan, diri sendiri, dan dunia di sekitarmu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan memanfaatkan banyak kata-kata inspiratif dari Al-Qur’an dan Nabi Muhammad SAW, buku ini akan membantu memperkuat iman dan meningkatkan ketergantunganmu kepada Allah Swt. melalui ibadah, doa, dan prasangka yang baik. Untuk orang yang masih sering berputar pada keputusasaan, buku ini akan menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu yang perlu ditakuti selama ada Tuhan yang senantiasa menopang kehidupan. Buku Secrets of Divine Love Sebuah Perjalanan Spiritual yang Mendalam tentang Islam bisa langsung kamu checkout di Faktorkebutuhan Fragmatis umat islam yang sangat memerlukan satu sistem pendidikan islam yang betul-betul bisa diajdikan rujukan dalam mencetak manusia-manusia muslim yang berkualitas, bertaqwa dan beriman kepada Allah. 2. Agama islam sendiri melalui ayat suci alqur'an banyak menyuruh atau menganjurkan umat islam untuk selalu berfikir dan
Kenapa Tuhan tidak memaksa umat manusia untuk masuk dalam satu agama saja? Kenapa banyak agama-agama di dunia padahal Tuhan hanya Satu? Orang-orang ateis meragukan keberadaan Tuhan karena menurut mereka seharusnya agama hanya ada satu sebagai bukti adanya Tuhan Yang Esa. Banyaknya agama dan segala perbedaannya dalam hal furu/cabang tidak dapat menjadi dalil bahwa Sosok yang menciptakan agama itu tidak ada. Agama dan hukumnya menjadi semacam resep’ bagi manusia. Sebagaimana seorang dokter memberikan resep obat yang berbeda bagi setiap jenis penyakit demikian pula agama adalah resep obat rohani yang berbeda tergantung pada jenis penyakit rohani yang meraja-lela pada masa agama tersebut muncul. Artinya agama muncul sesuai dengan kebutuhan umat saat itu. Karena kebutuhan akan ajaran agama berbeda-beda di setiap masa dan lokasinya oleh karena itulah agama pun berbeda. Namun ingat! Perbedaan itu hanya terdapat dalam hal cabang agama furu’ sedangkan esensi dan prinsip agama-agama samawi itu sama yakni mengimani Tuhan Yang Esa. Saat Bani Israil jatuh lama dalam perbudakan yang membuat nyali mereka benar-benar jatuh dan menjadi penakut maka syariat Taurat yang terkesan benar-benar mengistimewakan Bani Israil atas bangsa lainnya itu cocok saat itu. Hukum Taurat terkesan keras karena menekankan pembalasan bila dilihat dari kacamata dunia modern tapi bila kita lihat masa saat Taurat muncul barulah kita menyadari bahwa Taurat sangat pas saat itu bagi kaum yang perlu digebrak rasa keberaniannya. Contohnya hukum berikut ini “…nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.” Keluaran 2123-25 Hukum Taurat tersebut dikutip Al-Quran “Dan Kami telah menetapkan hukum bagi mereka di dalam Taurat bahwa, jiwa dibalas denganjiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan untuk luka ada balasan yang setimpal.’ ” QS. Al-Maidah 46 Hukum Taurat yang keras lama-kelamaan membuat diri Bani Israil benar-benar memiliki watak yang keras dan arogan. Mereka begitu angkuh karena benar-benar merasa diistimewakan Tuhan dalam hukum Taurat. Mereka bangga karena disebut sebagai anak-anak Allah. “Beginilah firman Tuhan Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung” Keluaran 422 Tiga belas abad kemudian saat jiwa dan watak yang keras meraja lela maka diutuslah Yesus as Isa Al-Masih yang menekankan sikap yang lembut, melayani orang lain, tidak melawan, kasih sayang dan suka memaafkan. Injil yang beliau bawa sangat pas saat itu mengingat jaman yang memang tengah membutuhkannya. Contohnya sabda Yesus berikut ini, “Kamu telah mendengar firman Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi aku berkata kepadamu Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” Injil Matius 538-39 Demikian juga hikmah yang sama berlaku pada agama Hindu, Buddha, Zoroaster, Tao, Kong Hu Cu, Shinto dan lain sebagainya. Saat berbagai keperluan dan sarana mulai bermunculan sehingga membuat hubungan internasional terjadi. Negara-negara dari berbagai pelosok dunia mulai terhubung dan menjalin kerjasama yang jauh lebih berkembang dari sebelumnya. Saat itulah dibutuhkan suatu resep rohani yang dapat diterima oleh segala kalangan dan bangsa. Resep yang pas bagi berbagai jenis penyakit dan pas diterapkan selama-lamanya. Maka muncullah Islam dan Al-Quran sebagai hukum syariat terakhir dan pas untuk selamanya. Adapun agama-agama sebelumnya pas untuk masa dan kaum tertentu saja. Pendek kata perbedaan dan banyaknya agama tidaklah dapat menjadi dalil bahwa agama-agama itu tidak bersumber dari Satu Mata Air. Apalagi menjadi dalil bahwa Sumber Mata Air itu tidak ada. Bila kita perhatikan dengan seksama, ushul atau prinsip agama-agama itu sama yakni mengimani Tuhan Yang Esa. Dewa-dewi atau oknum tuhan lainnya yang lebih rendah dari Sosok Tuhan Yang Tunggal muncul belakangan dan merupakan hasil pemikiran para ulama/tokoh agama setelah kepergian Nabi atau pendiri agama tersebut. Sehingga kita tidak bisa mengingkari keberadaan Tuhan karena adanya perbedaan prinsip tersebut. Ingat! Perbedaan tersebut muncul jauh setelah kepergian atau kewafatan utusan Tuhan yang mendirikan agama. Adapun perbedaan dalam hal furu/cabang agama seperti cara ibadah, cara ritual atau upacara menikah dan lain-lain adalah wajar karena menyesuaikan lokasi dan masa saat agama tersebut muncul. Berkenaan dengan kenapa Tuhan tidak memaksa umat untuk masuk dalam satu agama saja sehingga nantinya agama hanya satu, Hazrat Mirza Basyirudin Mahmud Ahmad ra bersabda, “Orang-orang ateis keberatan bahwa Seharusnya Tuhan menjadikan semua orang itu pengikut satu agama saja. Sebagai jawabannya, Allah Ta’ala sendirilah yang menjawabnya yakni Dan seandainya Allah menghendaki niscaya Dia akan menjadikan kamu satu umat, akan tetapi Dia hendak menguji kamu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. yakni Jika Kami ingin, Kami dapat memaksa semua orang masuk dalam satu agama. Tapi jika Kami melakukan hal itu maka seorang pun tidak akan memperoleh pahala. Tujuan dari penciptaan manusia pun tidak akan bisa dipenuhi. Tujuan Itu baru dapat dipenuhi bila manusia itu bebas/merdeka. Didalam dirinya ada kemampuan untuk menerima atau menolak.’ Maka karena memaksa semua orang masuk dalam satu agama benar-benar membuat tujuan penciptaan manusia itu sia-sia, oleh karena itulah Tuhan tidak melakukannya.” Anwarul Ulum, jilid 6, hlm. 317. Alasan lain kenapa agama tidak satu saja adalah Tuhan memberikan kebebasan sehingga manusia memiliki hak untuk bebas memilih. Manusia diciptakan untuk merdeka dan tidak dibelenggu kaidah yang sama. Dengan demikian pahala pun dapat kita raih bila memilih hal yang benar sehingga kita bisa berlomba-lomba dalam kebaikan. Berbeda dengan malaikat atau setan yang tak memiliki kebebasan untuk memilih hal baik dan buruk. Fitrah malaikat adalah patuh pada-Nya sedangkan fitrah setan adalah membangkang. Bila kita dipaksa tunduk dalam satu agama maka apa gunanya manusia diciptakan ? Ia tidak bisa lebih baik dari malaikat dan setan yang sama-sama tidak memiliki kebebasan. Justru karena memiliki kemerdekaan untuk memilih, manusia menjadi begitu berbeda, unik, istimewa dan merupakan sebaik-baik makhluk. Allah Ta’ala sendiri berfirman “Tidak ada paksaan dalam memilih Agama” QS. Al-Baqarah257 Bila Tuhan saja demikian, apalagi kita. Oleh karena itu kita sama sekali tidak mempunyai hak untuk memaksa orang lain meyakini iman yang kita akui. Adapun seorang ateis tidak memiliki hak untuk keberatan kepada Tuhan hanya karena Dia tidak memaksa makhluk-Nya untuk ibadah memalui satu agama sebagai bukti keberadaan-Nya. Kenapa agama dari Tuhan tidak perlu memaksa orang untuk beriman? Perhatikan jawaban indah berikut ini, “Kebenaran yang pasti dan hakiki sama sekali tidak membutuhkan suatu paksaan untuk membuat orang menerimanya. Bahkan pemaksaan adalah dalil yang membuktikan bahwa dalil-dalil ruhani itu lemah.” Hazrat Masih Mau’ud as dalam Majmu’ah Isytiharat, jilid 1, hlm. 459-460 catatan kaki Jawaban di atas sangat tepat sekali. Agama yang benar tidak memerlukan pemaksaan untuk dapat diterima. Bahkan pemaksaan adalah bukti bahwa agama itu tidak memiliki dalil rohani yang mempesona orang untuk meyakininya. Alhasil itulah kenapa agama bisa berbeda dan tidak hanya satu saja. Hikmahnya begitu agung dan logis. Perbedaan ini sama sekali tidak menjadi dalil bahwa Tuhan Sang Pencipta agama itu tidak ada. Adapun agama yang benar tidak membutuhkan pemaksaan untuk diterima. Tuhan sendiri tidak mau memaksa umat-Nya dan Dia sepenuhnya memberikan kebebasan kepada umat-Nya untuk memilih agama yang akan ia yakini. Kenapa? Karena manusia diciptakan untuk merdeka bukan untuk menjadi budak belaka. Oleh Ammar Ahmad Sumber Gambar
SesungguhnyaAllah selalu menjaga dan Mengawasi kamu," (QS. An Nisaa': 1). Ayat di atas ditujukan kepada semua manusia agar mereka bertakwa kepada Allah Ta'ala karena Allah lah yang telah menciptakan mereka. Tapi kenapa manusia tidak mau beribadah, tidak mau taat dan takut pada-Nya? Padahal Allah Ta'ala adalah Pencipta mereka. TIDAKLAH Allah menciptakan segala sesuatunya itu sia-sia melainkan pasti ada hikmahnya. Termasuk dalam penciptaan setan. Banyak di antara kita yang berpikir, mengapa Allah harus menciptakan setan? Ternyata inilah alasan di balik penciptaan setan. 1 Tidak Ada Ciptaan Allah yang Buruk Tidak ada satu pun ciptaan Allah di dunia ini yang buruk. Termasuk setan. Setan Pada awalnya setan adalah ciptaan Allah yang indah sama seperti ciptaan lainnya. Ia rajin beribadah selama ribuan tahun, akan tetapi setelah terciptanya Adam, ia tampak sombong dan berpaling. Karena itulah ia pun menjadi makhluk terkutuk karena perbuatannya bukan asal penciptaannya. Sesuai dengan sabda Imam Ali As “Setan selama enam ribu tahun telah beribadah kepada Allah Swt dan tidak diketahui apakah dengan hitungan tahun dunia ataukah tahun akhirat sehari akhirat sama dengan seribu tahun dunia”. 2 Allah Menciptakan Jin dan Manusia untuk Beribadah Penciptaan manusia dan jin bertujuan untuk selalu beribadah dan taat kepada Allah Ta’ala. Ini sesuai dengan firman Allah, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku,” Adz-Dzariyat 56. Dalam proses melaksanakan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah, di saat itulah setan beraksi untuk menggodanya. Manusia dan seluruh makhluk yang diberi kemampuan untuk taat dan kemampuan untuk berbuat maksiat terhadap Allah SWT. Di sinilah setan dan iblis mulai beraksi dengan mengajak manusia mengerjakan suatu hal yan dilarang agama. 3 Setan Diberi Kemampuan Mengajak Alasan ketiga di balik penciptaan setan adalah untuk mengajak manusia berbuat kemaksiatan. Setelah setan melanggar perintah Allah karena rasa irinya kepada Nabi Adam. Maka Allah memberinya kemampuan untuk mengajak manusia bukan memaksanya. Mereka yang tertipu dengan rayuan setan, maka akan ikut bersamanya. Akan tetapi, Allah telah menurunkan para nabi untuk memberikan fitrah kepada manusia agar mencari kebenaran dan memberi akal sehat untuk ingat bahwa setan adalah musuh manusia. Adanya setan sebagai penggoda merupakan keniscayaan yang diakibatkan oleh kehendak Allah SWT dalam menguji manusia. Sekarang tergantung kepada individunya itu sendiri, mau ikut ajaran Nabi dan Rasul atau malah justru terjerumus dengan bujuk rayu setan. Dengan adanya setan tersebut, maka manusia akan lebih berjuang dalam menghadapi musuh Allah dan musuh manusia tersebut. Sehingga ia akan meraih kedudukan yang lebih tinggi di sisi Allah SWT. Dengan adanya setan, maka akan membuat manusia semakin bergantung kepada Allah dengan memanjatkan permohonan perlindungan kepada-Nya sehingga akan memperoleh pahala dari Allah. Keberadaan setan akan membuat manusia yang beriman menjadi takut untuk berbuat dosa dan mendapat murka dari Allah. []
\n \n \n\n \nkenapa allah menciptakan banyak agama
Padakasus ini tidak bisa diambil kesimpulan bahwa dilarang bertanya tentang Allah, apalagi dilarang banyak bertanya. Kasus ini yang menjadi masalah adalah pertanyaan yang salah. Karena pertanyaan "siapakah yang menciptakan Tuhanmu?" berlawanan dengan Dzat Allah.
loading...Al-Quran menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah liat yang kering, kemudian Allah menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina air mani. Foto ilustrasi/dok quora Setelah menciptakan langit dan bumi, Allah 'Azza wa Jalla menjelaskan penciptaan manusia dan Jin dalam Al-Qur'an. Allah menciptakan manusia dari tanah kemudian meniupkan ruh kepadanya. Penciptaan manusia dari tanah diterangkan dalam banyak ayat, di antaranya Surat Al-Hijr ayat 26 dari lumpur hitam; Al-Hijr ayat 28 tanah liat kering; Ar-Rum ayat 20 dari tanah; Fathir ayat 11 dari tanah; Shad ayat 71 tanah liat, QS Gafir dari tanah. Sedangkan Surat Al-Furqan ayat 54 dinyatakan bahwa manusia diciptakan dari kita simak firman-Nya berikutخَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ 14 وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ 15 فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 16Artinya "Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, dan Dia menciptakan jin dari nyala api. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" QS Ar-Rahman Ayat 14-16Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda "Para Malaikat diciptakan dari cahaya, Jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah digambarkan-Nya kepada kalian yakni tanah liat." HR Imam AhmadDalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan, penciptaan manusia pertama Nabi Adam 'alaihissalam dari tanah kering seperti tembikar atau tanah yang telah dipanggang. Tanah liat yang dipanggang dengan bara yang panas untuk menjaga ia tetap bersatu, tidak bercerai-berai. Demikian pula manusia mempunyai nafsu makan dan minum, mempunyai nafsu kawin agar badannya dapat terpelihara dan dapat melanjutkan hidupnya, serta mempunyai keturunan. Ia mempunyai nafsu marah yang menjadikannya berani dan kuat mempertahankan dirinya dari bahaya yang mengancamnya. Kekuatan manusia ini seolah-olah sama dengan tanah liat yang telah masak agar menjadi tanah kering yang bagian-bagiannya melekat dengan ayat lain, Allah juga menegaskanوَلَـقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ مِنۡ صَلۡصَالٍ مِّنۡ حَمَاٍ مَّسۡنُوۡنٍ‌ۚ"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia Adam dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk." Surat Al-Hijr Ayat 26Dalam Hadis diterangkan proses penciptaan Adam. "Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla telah menciptakan Adam dari kepalan tanah yang diambil dari segala macam tanah, maka lahirlah anak Adam menurut kadar tanah itu. Di antara mereka ada yang merah, ada yang hitam, dan ada di antara kedua warna itu. Ada yang mudah, ada yang sukar, ada yang baik, dan ada yang buruk." Riwayat Imam Ahmad dan Muslim dari 'Aisyah radhiyallahu 'anhuAllah juga berfirman yang artinya "...Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina air mani." QS As-Sajdah 7-8Pandangan SainsPerlu diketahui, ilmu Sains dan Al-Qur'an sama-sama berasal dari Allah sehingga tidak akan terjadi kontradiksi. Menurut ilmu pengetahuan, dua komponen penting yang harus ada dalam permulaan terjadinya kehidupan adalah material genetika dan membran sel. Kedua material ini saling bekerja sama mendukung kehidupan. Di dalam keduanya, materi tanah liat ilmiah, tembikar adalah semacam porcelain, yang dalam proses reaksi kimiawi dapat digunakan sebagai katalis untuk terjadinya proses polimerisasi. Kata "tanah kering seperti tembikar" mungkin mengisyaratkan terjadinya proses polimerasasi atau reaksi perpanjangan rantai molekul dari asam-asam amino menjadi protein atau dari nukleotida menjadi polinukleotida, termasuk molekul Desoxyribonucleic Acid DNA, suatu materi penyusun struktur gena makhluk para saintis, kata "hama" lumpur hitam pada ayat ini mengisyaratkan akan terlibatnya molekul air H2O dalam proses terbentuknya molekul-molekul pendukung proses keterangan ayat-ayat di atas tentang bahan penciptaan manusia, terdapat dua bahan yaitu air dan tanah. Adapun tanah liat merupakan satu jenis tanah yang tersusun oleh partikel yang sangat halus, dengan ukuran diameter partikel kurang dari 2 mikron. Jenis tanah ini memiliki sifat-sifat fisik yang plastis bila mengandung air. Secara kimia, larutan tanah liat dalam air memiliki kapasitas tukar kation, yaitu dapat mengikat ion atau senyawa kimia lainnya yang bermuatan listrik. Tetapi dengan ikatan yang tidak terlalu kuat sehingga ion yang terikat bisa berganti-ganti dengan mudah. Tanah jenis ini pulalah yang biasa dipakai sebagai bahan untuk membuat juga membuktikan bahwa cairan yang ada di dalam kantung membran juga mengandung material tanah liat. Kantung ini ternyata dapat tumbuh dengan cara pembelahan sederhana. Cara pembelahan ini merupakan gambaran dari apa yang terjadi pada sel yang primitif. Dari paparan ini dapat kita simpulkan bahwa informasi Al-Qur'an tentang asal kejadian manusia dari tanah adalah benar dan dibuktikan oleh penelitian wujud manusia yang sempurna juga diterangkan dalam Surat Al-Mu'minun Ayat 12-16. Menurut ilmu sains, proses penciptaan ini melalui proses Biologi. Allah berfirman yang artinya "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari satu saripati berasal dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh rahim. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu se­gumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging. Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu Hilang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan dari kuburmu di hari Kiamat." Al-Mu'minun Ayat 12-16Hal ini menggerakkan perasaan untuk mengucapkan syukur dan tasbih kepada-Nya. Dia-lah yang menciptakan segala sesuatu dan kepadanya pula kita kembali. Wallahu A'lam Baca Juga rhs
Ψиկ сниጬሁшацቁз жէнωኝθςΟнቫнኦ γекոранሟդя очеքεму
Екеςጁ θтрαμիтιԱтеμε ари
Цогωγоξ а вовеԻмիхዪкусл иձեβуй оγօжуз
Ճо βоእըкոдАሻонοщሣւ иξутор
Д բωቩሣ βሧፑск ժገ ዱቀам
Мዒтоβ оሖазዓЕσ ጧаклэку ιፔаቀоν
Padapengamatan saya, soalan ini ditanya kerana adanya artikel yang bertajuk 'Kalau Allah baik, kenapa Allah cipta neraka?'. Artikel itu saya masukkan dalam blog ini pada bulan Nov 2009. Dalam artikel itu ada menjelaskan bahawa jika Allah tidak cipta neraka maka kita semua akan lakukan kejahatan. Rogol, bunuh, mencuri dan lakukan apa sahaja

Oleh Rocky Gerung Ahli Filsafat Wah.., ini pertanyaan yang sangat pinter. Apakah kalian juga berpikir bahwa ada banyak Tuhan? Mari kita pikirkan perlahan-lahan. Manusia adalah mahluk yang selalu bertanya. Pertanyaannya mengikuti keingintahuannya. Biasanya keingintahuan itu juga mengikuti perkembangan usia. Seiring bertambahnya usia, semakin banyak hal yang menimbulkan pertanyaan. Apapun dapat ditanyakan. Itulah yang dinamakan kecerdasan manusia. Kalian adalah manusia cerdas. Seumur kalian, bertanya itu sangat penting agar nanti, dalam usia dewasa, kalian merasa lega dan percaya diri menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Nah, kembali pada pertanyaan kalian, “Mengapa ada banyak agama?” Mari kita pikirkan dahulu keterangan berikut ini, lalu kita peroleh jawabannya setelah itu. Memang benar bahwa ada banyak agama. Kalian mengetahuinya dari pelajaran dan melihat sendiri bahwa teman-teman dan tetangga di sekitar rumah saja tidak sama agamanya. Karena dunia ini begitu luas, maka ada ribuan agama di dunia. Itu pertanda bahwa manusia memang berbeda-beda. Manusia mencari Tuhan dengan cara yang berbeda. Perbedaan itu adalah hal yang baik, karena membawa kekayaan pengalaman hidup. Jadi kita harus menghormati perbedaan itu, agar kita berpandangan luas dalam pergaulan sesama manusia, dan sebagai sesama warganegara. Tentu, orang tua kita masing-masing telah mengajarkan cara hidup yang baik pada anak-anaknya. Pelajaran itu diantaranya melalui ajaran agama yang diwariskan turun-temurun. Jadi, ajaran agama bertujuan baik, yaitu sebagai pegangan manusia untuk menjalani kehidupan yang baik. Agama tumbuh bersama peradaban. Jadi sudah ribuan tahun agama bersama manusia. Ada beragam peradaban di dunia, ada beragam kebiasaan dan beragam cara hidup. Maka masuk akal bila ada banyak agama. Agama adalah kumpulan ajaran yang diwariskan sepanjang sejarah peradaban manusia. Yaitu ajaran tentang cara hidup yang baik menurut masing-masing peradaban. Ada yang percaya bahwa agama itu berasal dari Tuhan. Ada juga yang menganggap bahwa agama itu adalah kumpulan ajaran orang-orang bijak. Para nabi yang mengajarkan kebaikan dan keadilan, misalnya. Ada banyak orang bijak yang ajarannya diikuti banyak orang. Jadi ada banyak ajaran agama. Setiap orang punya pilihan. Tidak ada yang boleh memaksakan, karena setiap paksaan akan menyakiti orang lain. Nah, dalam perkembangan peradaban, ada pegangan lain. Misalnya ajaran ilmu pengetahuan. Melalui ilmu pengetahuan banyak pertanyaan tentang alam dan kehidupan dapat dijawab. Misalnya, kalian tentu telah belajar tentang cara terjadinya hujan. Atau, mengapa perilaku menggunduli hutan itu tidak baik bagi kehidupan kita. Itu semua sudah dijawab oleh ilmu pengetahuan. Kita percaya jawabannya benar, karena keterangan ilmu pengetahuan itu masuk akal. Jawaban itu adalah hasil perkembangan pemikiran manusia. Sebelum ilmu pengetahuan berkembang, agama memegang peran penting dalam menjawab persoalan alam dan kehidupan manusia. Dengan kata lain, agama itu mengikuti keperluan manusia untuk mengatasi kesulitan hidup. Nah, manusia hidup dengan keragaman masalah, dan keragaman cita-cita. Adanya beragam agama menunjukkan bahwa pendapat manusia tidak sama dalam melihat suatu masalah. Maka dapat dikatakan bahwa munculnya beragam agama itu adalah jawaban terhadap beragam persoalan hidup kita. Yang perlu kita sadari, masih banyak hal mengenai alam dan kehidupan yang belum mampu kita pahami. Kita takjub pada alam semesta, sambil berpikir tentang asal-usulnya, tentang nasib manusia dan alam semesta di masa depan. Tentang hal-hal itulah agama sejak dahulu kala berusaha memberi jawaban. Seringkali jawaban itu terasa kurang masuk akal bila dipandang dari sudut ilmu pengetahuan masa kini. Tetapi manusia tetap memerlukan pegangan untuk memahami persoalan pada suatu masa. Jadi dapat kita pahami sekarang bahwa ada banyak agama di dunia karena setiap manusia memiliki keingintahuan yang berbeda di dalam peradaban yang berbeda. Artinya, tidak ada satu jawaban yang pasti tentang masalah-masalah alam semesta dan kehidupan. Karena itu manusia hanya cukup meyakininya saja. Nah, itulah sifat utama agama. Karena keyakinan itu tidak dapat dipaksakan, maka kita harus menghormati keyakinan agama yang banyak itu. Jadi sekarang kita bisa tambahkan jawabannya. Begini Karena kita saling menghormati pilihan orang, maka agama tidak boleh dipaksakan menjadi hanya satu. Sebaliknya, bila kita saling memaksakan, maka kita akan saling melenyapkan agama yang beragam itu. Dengan kata lain hilang semuanya. Cobalah pikiran ini kalian diskusikan dengan teman-teman di kelas. Lalu, apakah berarti juga ada banyak Tuhan? Wah, ini pertanyaan yang lebih pinter lagi. Memang kalian tidak menanyakannya. Tetapi sebagai akibat dari banyaknya agama, tidak salah bila kalian juga mempertanyakan soal ini. Tentu kalian berpikir bahwa setiap agama memiliki Tuhan-nya sendiri, sehingga ada banyak Tuhan. Atau diantara kalian ada yang berpikir bahwa Tuhan itu hanya satu, walaupun cara kita menghormati dan berdoa kepadanya adalah berbeda-beda. Sungguh, semua pikiran itu memerlukan penjelasan yang sulit, bahkan bagi orang dewasa yang berpendidikan tinggi. Jadi, bersabarlah untuk memikirkan soal ini. Usia dewasa dan meningkatnya pengetahuan akan membuat kalian mampu memberi jawaban yang bermutu terhadap persoalan ini. Persoalan ini disebut persoalan filsafat. Tetapi keberanian kalian mengajukan pertanyaan, sudah menunjukkan tanggung jawab kalian untuk menghadapi banyak pertanyaan hidup, dan mempertimbangkan beragam kemungkinan jawaban. Kelak kalian akan punya jawaban masing-masing, dan saling bertukar pikiran secara bersahabat. Itulah cara hidup yang saling menghormati. Selamat belajar! Sumber gambar

pertanyaananda di atas. Karena dasar utama dari agama ini adalah penyerahan secara total untuk Tuhan semesta alam. Kami katakan kepada anda: secara dzahir, bahwa pada saat itu belum ada waktu yang panjang antara pnciptaan Adam dan Hawa sebagaimana yang anda tuduhkan. Dan Allah telah menciptakan Hawa untuk Adam, sebelum Adam tinggal di surga.
1. Menurut Firman Allah, ada berapa jenis agama? ”MASUKLAH melalui gerbang yang sempit; karena lebar dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; sebab sempitlah gerbang dan sesaklah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang menemukannya.” Matius 713, 14 Menurut Firman Allah, hanya ada dua jenis agama yang sejati dan yang palsu; yang benar dan yang salah; yang satu menuju kehidupan, yang lain menuju kebinasaan. 2. Bagaimana Alkitab menunjukkan bahwa tidak semua agama menyenangkan Allah? 2 Ada yang mengira bahwa semua agama menyenangkan Allah. Ayat-ayat Alkitab berikut menunjukkan bahwa itu tidak benar ”Putra-putra Israel kembali melakukan apa yang buruk di mata Yehuwa, dan mereka mulai melayani para Baal dan patung-patung Astoret dan allah-allah orang Siria, allah-allah orang Sidon, allah-allah orang Moab, allah-allah putra-putra Ammon dan allah-allah orang Filistin. Demikianlah mereka meninggalkan Yehuwa dan tidak melayani dia. Maka kemarahan Yehuwa berkobar terhadap orang Israel.” Hakim 106, 7 Jika kita menyembah patung-patung atau leluhur atau allah-allah dewa-dewi lain dan tidak menyembah Allah yang benar, ibadat kita tidak akan diperkenan Yehuwa. ”Umat ini menghormati aku [Allah] dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dariku. Sia-sia mereka terus menyembah aku, karena mereka mengajarkan perintah manusia sebagai doktrin.” Markus 76, 7 Jika orang-orang yang mengaku menyembah Allah mengajarkan gagasan mereka sendiri dan bukannya ajaran Alkitab, ibadat mereka sia-sia. Ini tidak diterima Allah. ”Allah adalah Roh, dan orang yang menyembah dia harus menyembah dengan roh dan kebenaran.” Yohanes 424 Ibadat kita harus sesuai dengan Firman Allah. Buah dari Agama Palsu 3. Bagaimana kita membedakan agama yang sejati dari yang palsu? 3 Bagaimana kita bisa tahu apakah suatu agama menyenangkan Allah atau tidak? Yesus mengatakan, ”Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, tetapi setiap pohon yang busuk menghasilkan buah yang tidak berguna . . . Maka sebenarnya, dari buah-buahnya kamu akan mengenali orang-orang itu.” Dengan kata lain, jika suatu agama bersumber dari Allah, agama ini akan menghasilkan buah yang baik; tetapi jika suatu agama bersumber dari Setan, agama ini akan menghasilkan buah yang busuk.​—Matius 715-20. 4. Sifat apa yang harus diperlihatkan penyembah Yehuwa? 4 Agama yang sejati menghasilkan orang-orang yang memiliki dan memperlihatkan kasih. Mengapa? Karena Yehuwa sendiri adalah Allah kasih. Yesus mengatakan, ”Dengan inilah semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridku, jika kamu mempunyai kasih di antara kamu.” Apakah agama-agama memenuhi patokan ini untuk ibadat yang sejati?​—Yohanes 1335; Lukas 1027; 1 Yohanes 48. 5. Apa kata sebuah ensiklopedia tentang perdagangan budak di Afrika? 5 Sebagai contoh, perhatikan perdagangan budak di Afrika. The New Encyclopædia Britannica menyatakan, ”Diperkirakan ada orang Afrika yang dikirim melalui Islāmic trans-Saharan dan Samudra Hindia dalam perdagangan budak antara tahun 650 dan tahun 1905. Pada pertengahan hingga akhir abad ke-15 orang-orang Eropa memulai perdagangan budak di pesisir barat Afrika, dan pada tahun 1867 antara dan orang Afrika telah dikirim dengan kapal sebagai budak ke Dunia Baru [Amerika].” 6. Bagaimana agama terlibat dalam perdagangan budak? 6 Bagaimana sikap agama selama pergolakan di Afrika, ketika pria, wanita, dan anak-anak direnggut dari rumah serta keluarga mereka, dirantai, diselar dengan besi panas, lalu diperjualbelikan layaknya hewan? Bethwell Ogot menulis dalam Daily Nation Nairobi, Kenya, ”Agama Kristen maupun Islam mengajarkan tentang persatuan umat manusia, tetapi mereka juga menciptakan masyarakat yang memiliki budak melalui prasangka ras. . . . Kita harus mengakui bahwa Muslim dan Kristen, negara-negara Barat dan Timur Tengah, serta ketidakpekaan moral sama-sama berperan dalam timbulnya penderitaan yang tak terkira atas orang-orang Afrika.” Agama dan Perang 7. Bagaimana sikap para pemimpin agama mengenai peperangan? 7 Agama palsu menghasilkan buah busuk yang lain lagi. Misalnya, meski Alkitab mengatakan harus ”mengasihi sesamamu”, para pemimpin agama di seputar dunia dengan berapi-api mendukung dan mengobarkan peperangan.​—Matius 2239. Agama palsu terlibat dalam perang dan perdagangan budak 8. a Bagaimana pemimpin agama mendukung pembunuhan dalam pertikaian di Afrika? b Apa kata seorang pastor tentang pemimpin agama selama perang sipil di Nigeria? 8 Sudah bukan rahasia lagi bahwa selama tahun 1994, beberapa biarawati dan pastor ikut dalam pembantaian orang-orang di Rwanda. Agama juga sangat terlibat dalam banyak pertikaian lain di Afrika. Misalnya, selama perang sipil berdarah di Nigeria, agama-agama dari kedua belah pihak mendorong rakyatnya untuk berperang. Sewaktu perang ini berlarut-larut, seorang pastor berkata bahwa pemimpin gereja telah ”mengesampingkan pekerjaan yang diberikan Allah kepada mereka”. Ia juga berkata, ”Kita yang mengaku sebagai pelayan Allah telah menjadi pelayan Setan.” 9. Apa kata Alkitab tentang pelayan-pelayan Setan? 9 Senada dengan pernyataan itu, Alkitab mengatakan, ”Setan sendiri terus mengubah dirinya menjadi malaikat terang. Karena itu, bukanlah sesuatu yang hebat jika pelayan-pelayannya juga terus mengubah diri mereka menjadi pelayan-pelayan keadilbenaran.” 2 Korintus 1114, 15 Sama seperti banyak orang jahat berpura-pura sebagai orang baik, Setan mengelabui orang-orang melalui pelayan-pelayan yang kelihatannya saleh tetapi melakukan hal-hal yang bejat. 10. Bagaimana para pemimpin agama menyangkal Allah? 10 Di seputar dunia, para pemimpin agama berkhotbah tentang kasih, perdamaian, dan kebaikan, tetapi mereka bertindak dengan penuh kebencian, terlibat dalam perang, dan berlaku bejat. Alkitab dengan tepat menggambarkan mereka, ”Di depan umum mereka menyatakan bahwa mereka mengenal Allah, tetapi mereka menyangkal dia dengan perbuatan mereka.”​—Titus 116. Keluar dari ”Babilon Besar” 11. Apa kata Alkitab tentang agama palsu? 11 Kita bisa tahu bagaimana pandangan Yehuwa tentang agama palsu dengan membaca buku Penyingkapan atau, Wahyu dalam Alkitab. Di situ, agama palsu digambarkan sebagai wanita simbolis, ”Babilon Besar”. Penyingkapan 175 Perhatikan kata-kata Allah tentang wanita simbolis ini, ”Sundal besar . . . dengan dialah raja-raja di bumi melakukan percabulan.” Penyingkapan 171, 2 Agama palsu tidak setia kepada Allah, tetapi terlibat dalam urusan politik, sering kali mengendalikan pemerintahan. ”Di dalam dia ditemukan darah nabi-nabi dan orang-orang kudus dan semua orang yang telah dibantai di bumi.” Penyingkapan 1824 Agama palsu menganiaya dan membunuh hamba-hamba Allah yang setia serta ikut bertanggung jawab atas kematian jutaan orang dalam perang. ”Dia memuliakan dirinya sendiri dan hidup dalam kemewahan yang tidak bermalu.” Penyingkapan 187 Agama palsu sangat kaya raya, dan para pemimpinnya hidup mewah. ”Oleh praktek spiritisme[-nya] semua bangsa disesatkan.” Penyingkapan 1823 Melalui ajaran palsunya tentang jiwa yang tidak dapat mati, agama palsu membuka pintu untuk segala bentuk spiritisme serta tenung dan membuat orang merasa takut akan orang mati dan menyembah leluhur. 12. Peringatan apa yang diberikan Alkitab tentang agama palsu? 12 Alkitab dengan tegas memperingatkan orang-orang untuk memisahkan diri dari agama palsu, ”Hai, umatku, keluarlah dari dalamnya, jika kamu tidak ingin mengambil bagian bersama dia dalam dosa-dosanya, dan jika kamu tidak ingin menerima bagian dari tulah-tulahnya.”​—Penyingkapan 184, 5. 13. Apa yang akan terjadi atas agama palsu dan para penganutnya? 13 Di masa depan, Babilon Besar, yaitu semua agama palsu di dunia, akan dilenyapkan. Alkitab mengatakan, ”Dalam satu hari tulah-tulahnya akan datang, kematian dan perkabungan dan bala kelaparan, dan dia akan dibakar habis dengan api, karena Allah Yehuwa, yang menghakimi dia, adalah kuat.” Penyingkapan 188 Agar kita tidak kena tulah-tulahnya, kita harus memutuskan semua hubungan dengan agama palsu, tidak ikut dalam semua kebiasaan, perayaan, dan kepercayaannya yang tidak menyenangkan Allah. Ini sangat mendesak. Hidup mati kita dipertaruhkan!​—2 Korintus 614-18.
HUKUMMENGANGGAP SEMUA AGAMA BENAR ; TUJUAN ALLAH MENCIPTAKAN MANUSIA ; 3. kita tahu nabi adam adalah seorang muslim sudah pasti saat dia memiliki keturunan dia mengajarkan tentang agama tapi kenapa sekarang keturunannya banyak yg tidak mengenal allah, contoh bukan islam, kristen atau hindu tetapi orang-orang atau suku yang ada dipedalaman
JAKARTA – Allah SWT Mahakuasa, apapun dapat Allah lakukan sebagai Tuhan semesta Alam ini. Lalu jika Allah Mahakuasa, mengapa tak Dia jadikan seluruh manusia ini dapat menjadi orang baik atau satu ragam atau satu ras saja? Manusia tak boleh menyangal kemahakuasaan Allah. Sebab hal itu bukanlah sesuatu yang layak diperdebatkan dengan bukti fisik yang dapat dilihat saja tentang kekuasaan tersebut, akan sangat kerdil rasanya jika manusia menyangsikan hal itu. Alasan mengapa Allah tak menciptakan manusia menjadi seragam adalah karena hal itu adalah keinginan Allah sendiri. Manusia tak bisa mengelaknya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Alquran surat Hud ayat 118 berbunyi وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً ۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ “Wa law sya-a Rabbuka laja’alannasa ummatan wahidatan, wa la yazaaluna mukhtalifin.” “Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikanmu manusia umat yang satu. Tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.” Namun demikian, Tohir Bawazir dalam bukunya berjudul Top 10 Masalah Islam Kontemporer menjelaskan, meskipun manusia diciptakan berbeda-beda, namun sejatinya muara atau asal dari nenek moyang mereka tetaplah satu. Umat manusia memiliki orang tua yang sama yaitu Nabi Adam dan Hawa. Hal itu juga didukung dengan studi ilmiah yang membuktikan bahwa aspek kesamaan manusia lebih banyak dibanding aspek perbedaannya. Fakta ilmiah yang mengejutkan juga dapat dilihat bahwa manusia memiliki bentuk dan struktur deoxyribonucleic acid DNA yang yang tingkat kesamaannya mencapai 99,9 persen. Sedangkan tingkat perbedaannya tidak lebih dari 0,1 persen. Itu artinya, terdapat banyak kesamaan di antara manusia. Baik yang hidup di masa lalu maupun di masa sekarang. Namun demikian, Allah SWT menjadikan manusia berbeda secara suku, bahasa, dan bangsa. Dalam Alquran surat Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT berfirman يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ “Ya ayyuhannasu inna khalaqnakum min dzakarin wa untsa wa ’a'alnakum syu-uban wa qabaila lita’arafu inna akramakum indallahi atqakum innallaha alimun khabirun.” “Wahai manusia, sesungghunya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita dan menjadikanmu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang bertakwa. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahamengenal.” BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini Disini kita mendapatkan dasar dari munculnya "banyak agama." Banyak orang yang tidak mau percaya kepada Allah yang menuntut kebenaran dan moralitas, sehingga mereka menciptakan allah yang tidak menuntut hal-hal sedemikian. Banyak orang tidak percaya kepada Allah yang menyatakan mustahil bagi seseorang bisa masuk surga dengan caranya sendiri.
Ilustrasi mengapa Allah menciptakan manusia di dunia. Foto PexelsManusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. Berbeda dengan makhluk lainnya, manusia memiliki fisik yang indah dan dibekali ilmu, akal, serta kemauan. Lantas, apa sebenarnya tujuan Allah menciptakan manusia?Mengutip buku Agama Manusia & Tuhan dalam Perspektif Al-Quran terbitan Deepublish, Allah SWT tidak pernah menciptakan sesuatu tanpa ada manfaatnya. Segala yang diciptakan tidak ada yang sia-sia, termasuk manusia. Dalam surat Al-Anbiya ayat 16, Allah berfirmanوَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَArtinya “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main.” QS. Al-Anbiya16Untuk mengetahui apa saja alasan mengapa Allah menciptakan manusia di dunia, simak penjelasan lengkapnya dalam ulasan berikut Mengapa Allah Menciptakan Manusia Menurut Al-QuranIlustrasi alasan mengapa Allah menciptakan manusia menurut Al-Quran. Foto PexelsDihimpun dari Jurnal Ta’dib Tujuan Penciptaan Manusia dan Nilai Edukasinya karya Inong Satriadi, alasan mengapa Alah menciptakan manusia sebenarnya sudah banyak dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Quran. Berikut adalah beberapa alasan yang Untuk beribadah kepada-NyaAlasan paling utama mengapa Allah menciptakan manusia adalah agar mereka beribadah dan bertakwa kepada-Nya. Hal ini dapat dikatakan sebagai hak Allah yang harus dipenuhi oleh manusia. Dalil terkait alasan penciptaan manusia untuk beribadah tercantum dalam beberapa ayat Al-Quran, salah satunya adalah sebagai خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِArtinya “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” QS. Az-Zariyat562. Untuk menjadi khalifah di muka bumiSelain untuk beribadah, Allah juga menciptakan manusia dengan tujuan menjadikannya khalifah atau pengurus bumi. Dengan kekuatan akal dimiliki, manusia diharapkan mampu mengatur dan mengendalikan alam secara umum, baik di darat, laut, maupun udara, serta sumber daya dan makhluk hidup lain yang ada di muka bumi. Penjelasan terkait alasan ini terdapat dalam Al-Quran surat Al-Anam ayat 165 yang berbunyi sebagai الَّذِيْ جَعَلَكُمْ خَلٰۤىِٕفَ الْاَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْۗ اِنَّ رَبَّكَ سَرِيْعُ الْعِقَابِۖ وَاِنَّهٗ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖArtinya “Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia mengangkat derajat sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas karunia yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.” QS. Al-Anam165 mengemban amanahAlasan lain mengapa Allah menciptakan manusia adalah untuk mengemban amanah di dunia. Amanah yang dimaksud dalam hal ini dapat diumpamakan sebagai ujian dan tanggung jawab selama menjadi khalifah di muka bumi sebagaimana termaktub dalam ayat عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙArtinya “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya berat, lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.” QS. Al-Ahzab724. Agar mereka mengetahui kekuasaan-NyaAlasan lain mengapa manusia diciptakan oleh Allah adalah agar mereka mengetahui kekuasaan-Nya. Allah SWT ingin menunjukkan bahwa seluruh alam semesta, termasuk bumi, tata surya, dan seisinya terbentuk atas kehendak-Nya. Hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam Al-Quran surat at-Thalaq ayat 12 yang berbunyi sebagai berikutاَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ وَّمِنَ الْاَرْضِ مِثْلَهُنَّۗ يَتَنَزَّلُ الْاَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ەۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا ࣖArtinya “Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari penciptaan bumi juga serupa. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” QS. At-Thalaq12Apa kesempurnaan yang dimiliki manusia dibanding makhluk lain?Apa tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi?Apa surat yang menjelaskan tujuan manusia diciptakan?
SejarahBerdirinya Agama Islam. Agama Islam pertama kali lahir di negara Arab, dimana kedatanganya diawali dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW adalah nabi akhir zaman dan diangkat oleh Allah SWT menjadi rasul. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW pun menyebarkan Islam kepada seluruh kaum Arab.
Dia (Allah) menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar. Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Maha Mulia, Maha Pengampun." (QS.Az-Zumar:5) AlBaqarah 2: Ayat 35) Perhatikan kalimat : - Boleh makan apa saja yang kalian suka, itu artinya adalah halal. Artinya adalah yang boleh dilakukan. - Jangan kamu dekati pohon ini. Artinya adalah yang haram atau tidak boleh bagi manusia. Itulah yang dilakukan pertama kali oleh Allah kepada Nabi Adam a.s. Tautan Khutbah Jumat: Allah Menciptakan Manusia Untuk Diuji ini merupakan rekaman khutbah Jum'at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum'at, 17 Safar 1443 H / 24 September 2021 M.
  1. Цուжևζуց у кт
  2. Ե жоγиж շуτիδиզ
G5y7.